Wednesday, March 31, 2010

Antara Mencari Uang Dan Kehormatan

Sewaktu saya kuliah selama setahun mengambil akta mengajar, ada seorang teman mengatakan bahwa "golek duit luweh gampang dibanding golek kinormatan". Perkataan teman saya itu dapat diartikan bahwa mencari uang lebih mudah dibanding mencari kehormatan.
Saya membenarkan ungkapan tersebut. Sebenarnya seseorang dapat dengan mudah mencari uang tanpa harus sekolah setinggi langit. Mengapa ? Kita dapat melihatnya pada pedagang keliling atau kegiatan yang negatif (mengemis, judi, mencuri, dll). Pekerjaan mereka sama-sama bertujuan mencari uang. Tetapi pedagang keliling lebih terhormat karena uang didapatkan dengan cara yang halal daripada kegiatan negatif. Nah, bagaimana dengan posisi seorang sarjana. Sarjana dalam pandangan masyarakat adalah orang yang diharapkan memperoleh pekerjaan yang lebih baik seimbang dengan tingkat pendidikannya seperti menjadi dokter, arsitek, peneliti, dosen, pegawai bank, pegawai negeri, dan lain-lain. Biasanya pekerjaan tersebut lebih membanggakan dan dihormati dalam masyarakat. Masyarakat akan lebih hormat dengan seorang pegawai negeri instansi pajak dibanding penjual bakso padahal sama-sama lulusan perguruan tinggi. Heboh berita tentang Makelar kasus dan pajak yang ada di lingkungan institusi pajak, Polri, kejaksaan, dan kehakiman bukan hal yang baru bahkan sejak dahulu telah menjadi rahasia umum di masyarakat. Padahal bagi seseorang yang dapat bekerja di lingkungan institusi tersebut kehormatan dalam masyarakat didapat. Dengan seragam yang disandang saya membayangkan betapa bangganya berhasil memasuki institusi tersebut setelah melalui berbagai proses seleksi. Walaupun aneka kasus penyuapan sebenarnya sudah marak dari dahulu kala dan di berbagai instansi, namun apes bagi GT seorang pegawai negeri dirjen Pajak golongan III yang seketika memiliki harta berlimpah. Hal ini dikarenakan situasi politik di negeri ini yang memanas sehingga berbagai penyimpangan yang sebenarnya sudah ada dari dahulu terpaksa diungkap. Pada awalnya kehormatan didapat bahkan materi tetapi karena diduga menerima suap dengan harta yang dimiliki di luar kewajaran bagi pns golongan III A maka runtuhlah kehormatan tersebut. Selain itu, negeri ini juga bermasalah pada jumlah antara lulusan perguruan tinggi dengan lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang. Alhasil banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai alias kehormatan. Sebenarnya seorang sarjana mencari uang dapat dengan mudah misal jika dalam diri ada yang namanya keinginan berwirausaha. Berwirausaha merupakan salah satu jalan alternatif mencari uang yang halal. Memang pada umumnya kita harus merintis dari awal dengan modal kecil dan keuletan serta mengesampingkan kehormatan kecuali mereka yang bermodal besar. Namun jika sukses maka kehormatan juga dapat diraih alias "pengusaha". Bukankah di dunia ini ada 5 hal yang penting yaitu harta, jabatan, keturunan, ilmu, dan agamanya. Agama dan ilmu lebih baik dibandingkan dengan harta, jabatan, dan keturunan tetapi di masyarakat umumnya pandangan yang berlaku adalah sebaliknya. Dunia memang panggung sandiwara.

Monday, March 29, 2010

AMANDA

Amanda adalah nama depan buah hatiku. Untuk nama tengah berasal dari bahasa Arab sebagai salah satu identitas keislaman. Nama belakang berasal dari bahasa Jawa yang menunjukkan bahwa anakku memiliki keturunan dan kebanggaan terhadap budaya Jawa. Nama depan "Amanda" kami berikan sebagai rasa syukur kepada Allah karena mendapatkan anugerah terindah dalam hidup. Saya sendiri menginginkan nama depan yang berasal dari bahasa Indonesia atau lebih internasional sebagai simbol keterbukaan dan cita-cita. Kami menginginkan suatu nama yang dapat mengekspresikan hal tersebut. Sehingga nama yang bersifat global "AMANDA" yang kami sepakati merupakan singkatan dari "Amanah dan Anugerah dari Allah". Pada awalnya kami belum mengetahui secara pasti arti nama Amanda. Namun kami yakin Amanda memiliki makna yang baik. Pada akhirnya kami dapat mengetahui secara pasti arti nama Amanda. Berikut arti nama AMANDA yang masih tertulis dalam bahasa Inggris. Amanda means "worthy of being loved" and is of latin origin. Amanda is careful and prepared.
She attracts attention wherever she goes.
Her reflections are often highly original.
She may be prone to exhibitionism.
She has a marked physical presence.
She may seek the best haven for her talents. Originally is of great impotence to her. She is sometimes amazed by other people. When she walk into a room everyone hows it. She has revolutionary zeal.

Friday, March 26, 2010

SEORANG BIASA MENJADI LUAR BIASA

Jika anda seorang ibu rumah tangga yang berjiwa dinamis jangan berkecil hati. Ibu rumah tangga dengan aktivitas mulia di dalam rumah sehingga kegiatan untuk mengekspresikan diri terutama diluar rumah hampir tidak memiliki waktu. Belum lagi pandangan masyarakat bahwa wanita karir lebih dihargai dibandingkan ibu rumah tangga. Adakah seorang wanita yang bercita-cita menjadi ibu rumah tangga sejati? Pasti jarang. Kebanyakan ibu rumah tangga sejati karena kepepet pilihan terakhir setelah melamar kerja dimanapun tidak berhasil atau faktor lainnya. Termasuk saya sendiri sempat minder tidak percaya diri. Namun sekarang kunikmati karena merupakan kebahagiaan tersendiri yang harus disyukuri. Sejalan dengan perubahan zaman saya juga menyadari bahwa wanita sebaiknya juga dapat berpenghasilan sendiri baik sebagai wanita karir atau tidak agar dapat mandiri. Sehingga saya tetap bercita-cita untuk dapat berpenghasilan sendiri. Namun, untuk saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga sejati adalah yang terbaik. Sebenarnya banyak kisah yang dapat dijadikan inspirasi baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya ada dalam dalam buku berjudul " Harus Bisa : Seni Memimpin Ala SBY" ditulis oleh Dr Dino Patti Djalal. Pada salah satu bagian buku dituliskan kisah seorang gadis muda asal Amerika berprofesi guru Bahasa Inggris di Mexico yang biasa menjadi seorang luar biasa. Jody Williams adalah pemimpin yang unik. Ia tidak punya kekuasaan formal, bukan Presiden atau Menteri Luar Negeri. Namun dari ruang kerjanya dengan menggunakan komputer dan bercelana jeans, gadis muda ini berhasil memimpin suatu gerakan internasional secara inovatif dan efektif membentuk jaringan luas,menggalang dukungan, mengumpulkan dana, membentuk opini dunia, menekan pemerintah, dan akhirnya menelorkan suatu perjanjian internasional yang dipatuhi oleh negara-negara dunia. Sungguh luar biasa untuk seorang guru bahasa Inggris ? Cerita dimulai suatu ketika Jody tiba-tiba menjadi sangat tertarik terhadap masalah ranjau darat yang membuat jutaan anak diberbagai wilayah konflik menjadi cacat. Timbul ide fantastis di benaknya, bagaimana kalau dunia punya perjanjian internasional yang melarang ranjau darat ? Tahun 1992, Jodi mulai menginovasikan ide melalui kampanye menentang ranjau darat yang disebut " International Campaign to Ban Landmines" (ICBL). Awalnya banyak yang meremehkan upaya ini. Namun, walaupun kampanye dengan segelintir orang mereka menggunakan email dan internet. Melalui komunikasi email hanya dalam beberapa tahun, kampanye ICBL berkembang pesat dan dapat menjaring 1000 LSM di 60 negara. Setelah bertahun tahun berkampanye secara intensif akhirnya ICBL berhasil menggolkan suatu perjanjian internasional antar pemerintah yang melarang ranjau darat tahun 1997. Atas prestasinya, Jody memenangkan nobel perdamaian tahun 1997. Semoga menjadi inspirasi bagi para ibu rumah tangga pada khususnya. Bahwa, seorang ibu rumah tangga tanpa karir diluar rumah mampu menjadi luar biasa melalui sentuhan kasih sayang dan pendidikan di usia dini bagi anak-anaknya. Hal ini sebagai bekal masa depan anak-anak kita meraih mimpi dan cita-cita. Siapa tau ada salah seorang dari anak-anak kita yang mampu menaklukan dunia. Amin

Thursday, March 25, 2010

SETAHUN DI REJANG LEBONG

Rejang Lebong beribu kota di Curup merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bengkulu. Ada dua pintu masuk menuju wilayah Curup. Pertama, perjalanan darat selama 2-3 jam sejauh 85 km menuju Rejang Lebong dari ibukota Propinsi Bengkulu. Kedua, 1,5-2 jam dari kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan. Rejang Lebong disebut Bumei Pat Petulai suatu wilayah yang berada di salah satu jajaran punggung Bukit Barisan. Otomatis Rejang Lebong memiliki topografi yang berbukit hingga bergelombang. Dengan kondisi fisik tersebut maka wilayah ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Berdasar topografinya menurut saya, ada keunggulan yang dimiliki Rejang Lebong antara lain menjadi daerah agraris yang berhawa sejuk dan kondisi fisik yang masih alami. Hal ini merupakan salah satu modal dasar bagi pengembangan di sektor pertanian dan pariwisata. Sedangkan ada juga beberapa kelemahan yang pertama adalah letak geografis di punggung bukit barisan yang merupakan daerah patahan ditambah lokasi relatif dekat dengan pertemuan dua lempeng bumi di samudera Hindia maka daerah ini sangat rawan gempa. Saya sering merasakan gempa yang relatif kuat terjadi di wilayah ini. Kedua adalah aksesibilitas dari ibukota propinsi yang jauh dan terbatas karena melalui jalan relatif sempit berkelok naik turun melewati perbukitan membuat kondisi jalan rawan longsor dan rusak. Padahal aksesibilitas merupakan salah satu modal penting bagi perkembangan suatu wilayah. Pertama kali datang dari Bandara Fatmawati Bengkulu saya dijemput saudara menggunakan mobil dengan lihainya melewati jalan sempit berkelok melintasi perbukitan. Selama dalam perjalanan saya terus mengomentari dan tentu saja jantung dag dig mengingatkan supaya berkendara lambat yang penting selamat. Alhasil ibu saya nyletuk kalau pelan kapan kami sampai di Curup ? Jalan lintas perbukitan menuju Curup yang istimewa membuat saya sempat terheran-heran ketika didepan mobil yang saya tumpangi terdapat truk puso super besar berusaha melewati keistimewaan jalan lintas perbukitan ini atau bus umum ukuran jumbo dengan suara mesin menderu mencoba melintasi jalanan berkelok naik. Waw, sungguh luar biasa yang pasti membutuhkan keahlian berkendara yang telah terbiasa dengan kondisi jalanan istimewa. Saya juga bertanya dengan kondisi lalu lintas jalan lintas perbukitan yang sepi apakah aman jika dilewati malam hari. Menurut bapak saya jalan lintas perbukitan Bengkulu-Curup relatif aman hanya kita perlu sedia payung sebelum hujan. Periksa kendaraan sebelum berangkat berpergian jika melewati jalan lintas perbukitan Bengkulu-Curup terutama membawa ban cadangan. Hal ini disebabkan jalan disepanjang perbukitan hanya satu tempat tambal ban. Rute perbukitan Bengkulu-Curup relatif aman dari kejahatan dibandingkan rute perbukitan Lubuk Linggau-Curup. Bagi yang ingin menikmati keindahan pemandangan dari atas bukit maka kita dapat berhenti di lokasi yang sebenarnya difungsikan untuk tempat istirahat para pengemudi kendaraan bermotor. Beberapa tempat tersebut ada yang terdapat warung sederhana menjual makanan minuman.
Setelah saya tinggal di Rejang Lebong ada yang menarik perhatian saya yaitu pola lokasi pusat kegiatan ekonomi yang mirip dengan di Yogyakarta. Jika di Yogyakarta terdapat kawasan Malioboro dengan pasar tradisional Beringharjo maka di Rejang Lebong ada kawasan Pasar Tengah dengan pasar Bangmego. Ada juga perbedaannya. Yang pertama adalah skala kegiatan ekonomi di kawasan Pasar Tengah relatif jauh lebih kecil dibanding kawasan Malioboro yang telah dikenal pada tingkat nasional bahkan internasional. Untuk pasar tradisional Bangmego dan Beringharjo relatif sama. Kedua, para pelaku kegiatan ekonomi di kawasan Pasar Tengah-Bangmego didominasi masyarakat Tionghoa dan Minang. Sedangkan kawasan Malioboro-Beringharjo lebih beragam namun didominasi masyarakat Tionghoa, India, Jawa, dan lain-lain. Ketiga aksesibilitas kawasan Malioboro-Beringharjo dibuat searah karena sangat padatnya arus lalu lintas sedangkan kawasan Pasar Tengah-Bangmego masih dua arah. Keempat, dikawasan Pasar Tengah mayoritas aktivitas ekonomi masih menggunakan penawaran harga sedangkan di kawasan Malioboro mayoritas harga tetap. Di kawasan Pasar Tengah ada beberapa toko tertentu yang memasang harga tetap seperti toko kue, makanan,minimarket. peralatan tulis, toko buku majalah, dan apotek. Untuk Pasar Bangmego dan Beringharjo aktivitas ekonomi sama-sama dilakukan dengan penawaran harga. Hal inilah yang membuat saya pada awalnya takut untuk berbelanja dikawasan Pasar Tengah-Bangmego saat pertama datang ke Curup Rejang Lebong. Kelima, dikanan kiri sepanjang kawasan pertokoan Malioboro terdapat para pedagang yang menjual aneka barang dimana penawaran harga diperlukan dalam bertransaksi sedangkan hal tersebut tidak dijumpai di kawasan pasar tengah. Sama dengan daerah lain maka tidak lama lagi "mall" akan segera didirikan di Kota Curup. Bagaimanakah keberlangsungan kegiatan ekonomi masyarakat yang telah ada sebelumnya akan dapat bertahan dengan berdirinya "mall" ? Atau "mall" tersebut akan bernasib sama dengan "mall" yang ada di kabupaten Kepahiang ? Dengan kondisi sosial ekonomi penduduk Rejang Lebong apakah pembangunan "mall" tepat waktu, sasaran, dan lokasi? Semoga sebelumnya pemerintah daerah dan pengembang telah memikirkannya secara matang prospek keberlangsungan "mall", dampak terhadap ekonomi daerah pada umumnya, dan khususnya bagi pelaku ekonomi yang telah ada sebelumnya.
Datang kesuatu wilayah maka tidak lengkap jika tidak berbicara tentang obyek wisata dan kekhasan baik tarian juga makanan. Nah, bagi pendatang di Rejang Lebong sebenarnya banyak potensi alam yang sangat menarik namun karena keterbatasan modal maka hanya beberapa yang telah dikembangkan itupun belum optimal diantaranya Danau Mas Harun Bastari, sumber air panas Suban, dan Bukit Kaba. Selain itu terdapat wisata alternatif seperti kolam renang Muna Tirta, tempat bermain anak Happy World seperti Time Zone tetapi lebih kecil, dan Kebun Binatang (milik perorangan). Keindahan alam dengan hawa yang sejuk menjadi andalan namun belum ditunjang dengan fasilitas yang memadai dan kurangnya perawatan dari obyek wisata. Hal ini disebabkan salah satunya karena terbatasnya anggaran pemerintah daerah untuk mengembangkannya. Sehingga peran pemerintah sangat besar agar dapat menarik investor bagi pengembangan pariwisata di Rejang Lebong termasuk banyak potensi alam diantaranya Danau Talang Kering, Air Terjun Kepala Curup, Air Terjun Curup Embun, serta perkebunan teh dan beberapa potensi alam lainnya yang belum dikembangkan menjadi obyek wisata. Rejang Lebong juga telah tersedia hotel, penginapan, dan villa yang dapat mendukung sektor pariwisata walaupun belum termasuk sebagai hotel berbintang. Fasilitas penginapan dan villa telah didirikan di sekitar obyek wisata air panas Suban dan Danau Mas Harun Bastari. Bahkan di Suban telah dibangun kolam renang dilengkapi persewaan perlengkapan renang seperti ban pelampung. Nah untuk danau Mas Harun Bastari yang paling berkesan selain danau adalah pemandangan disekitar obyek wisata tersebut. Kawasan agropolitan di dataran tinggi sewaktu sore hari saat udara cerah sangat indah. Sepanjang jalan kita jumpai berbagai hasil pertanian yang dijual ditepi jalan seperti jagung mentah/rebus, strawberry, pepaya, dan lain-lain. Perbankan nasional, swasta, lokal telah terdapat di wilayah Rejang Lebong jadi jangan khawatir jika membutuhkan transaksi keuangan termasuk jaringan atm bersama. Bank yang ada antara lain BCA, BNI, BRI, Mandiri, Syariah Mandiri, dan Bank Bengkulu. Fasilitas kesehatan terdiri dari puskesmas, RSUD Curup dalam taraf renovasi, RS DKT, Klinik Permata Bunda, dan praktek dokter serta apotek.
Sebagai daerah agraris maka potensi pertanian menjadi andalan salah satunya tanaman kopi. Biasanya orang tua saya pulang ke Yogyakarta membawa oleh-oleh kopi sebagai khas Rejang Lebong. Makanan khas umumnya hampir sama dengan wilayah lain di Pulau Sumatera seperti lempok yang terbuat dari durian. Wisata kuliner yang ada di Curup diantaranya aneka makanan khas Padang. Makanan khas Palembang juga dapat dijumpai seperti kemplang, aneka kerupuk ikan, empek-empek kapal selam, model, lenggang, tekwan, dan lain-lain. Berikut ini beberapa tempat wisata kuliner dapat saya rekomendasikan berdasar pengalaman pribadi. Pertama, masakan khas Padang, saya jamin kelezatannya terutama di rumah makan Sri Etek. Kedua, merasakan enaknya model ikan dan mie celor maka datanglah sepanjang kawasan Pasar Tengah terdapat tiga warung makan yang menjualnya termasuk empek-empek kapal selam. Namun, saya pribadi lebih menyukai model di warung Nur. Ketiga jika ingin memanjakan lidah dengan kuah empek-empek kapal selam dan lenggang yang kental dengan telur bebek asli maka datanglah ke sebuah warung di daerah Talang Bening. Keempat, martabak Bangka dengan berbagai isi sesuai selera dijual di pinggiran jalan kawasan Pasar Tengah pada sore hari. Kelima ingin menikmati aneka kue dan tart yang enak maka toko kue Rose dan Harum menjadi pilihan. Keenam, menyukai tongseng kambing maka warung makan Mataram dapat menjadi pilihan. Masih banyak tempat lain yang menawarkan kelezatan makanan tetapi bagi anda dapat mencicipi minimal dikeenam tempat tersebut maka telah meninggalkan kesan tersendiri akan kota Curup. Namun, ada makanan khas nenek moyang masyarakat Bengkulu pada umumnya yaitu Kue Tat. Kue dengan campuran kelapa sangat enak dengan selai nanas diatasnya. Warga Curup pada umumnya memiliki keahlian memasak termasuk membuat kue. Kue yang sangat lezat, jarang dan berbeda daripada di Jawa adalah kue lapis dan matsuba. Matsuba mirip dengan kue lapis tetapi rasa susu dan telur yang mendominasi. Kue lapis terutama yang memiliki kreasi warna dan lapisan membuatku terkesan membayangkan pembuatannya yang membutuhkan waktu, kesabaran, serta kreatifitas. Sayang keinginan saya untuk belajar proses pembuatannya terkendala kesibukan mengurus buah hati tercinta.
Kondisi sosial budaya Rejang Lebong dengan penduduk asli adalah suku Rejang dan Lembak. Pembauran telah terjadi dengan pendatang sehingga ada suatu daerah yang namanya Kampung Jawa, Kampung Melayu, Karanganyar, Kampung Bali, Pekalongan,dan lain-lain. Untuk Kampung Bali dan Pekalongan saat ini bukan lagi termasuk wilayah Rejang Lebong tetapi Kepahiyang sejak tahun 2003. Selain itu kerukunan dan toleransi antar umat beragama patut diacungi jempol. Saya akan posting pengalaman ini di lain waktu. Rejang Lebong memiliki tari yang sangat khas yaitu Kejei. Tari Kejei merupakan tari khusus persembahan yang tidak sembarangan ditarikan. Namun ditarikan pada saat acara menyambut tamu agung pada saat berkunjung pertama kali diwilayah ini. Setelah itu tidak ditarikan pada kunjungan berikutnya karena telah dianggap warga setempat. Selamat menikmati dan cintailah indonesia.