Wednesday, May 26, 2010

harta, jabatan, keturunan, ilmu, agama,

Bagi yang memiliki 5 hal diatas, bersyukurlah. Banyak orang yang hanya mempunyai beberapa dari 5 hal tersebut. Bahkan tidak jarang yang tidak mempunyai 5 kriteria diatas. Hal ini disebabkan salah satu mengenai agama adalah sesuatu yang relatif diukur didunia ini hanya TUHAN yang mengetahui dengan pasti apakah kita termasuk golongan orang yang beriman dan bertakwa atau tidak. Sebagai ukuran di dunia mungkin dengan kualitas dan kuantitas solat, puasa, haji, pergi ke gereja atau hal lainnya. Tetapi hanya Tuhan yang mengetahui dengan pasti. Sehingga jangan takabur bahwa kita yang paling benar atau suci. Sehingga, kita menjalankan perintah agama dengan ikhlas semata-mata karena Allah.
Kembali lagi masalah harta, jabatan, keturunan, ilmu, dan agama maka 5 hal ini menjadi perhatian dimanapun kita berada. Menurut pengalaman saya, 5 hal tersebut tampak jelas jika kita menghadiri acara pergaulan sosial seperti pernikahan, arisan, peringatan hari besar agama, dan lain-lain. Misal, dalam arisan keluarga besar, dapat terlihat dengan jelas sekelompok orang yang "kaya" ditandai dengan banyaknya emas yang mereka pakai berbaur dengan mereka anggap sederajat. Sedangkan si "miskin" duduk berbaur dengan sesamanya. Saya masih ingat dengan jelas si kaya umumnya menyapa si miskin dengan senyuman/berjabat tangan adapula yang berbaik hati bertanya kabarnya. Selama ini saya melihat jarang mereka yang merasa memiliki harta, jabatan, ilmu berbaur atau menemani mereka yang katanya kurang beruntung? Saya sendiri pernah mengalami suatu pengalaman pada tahun 2006 akhir yang sampai saat ini membekas dalam benak saya, saya seorang lulusan s1 namun sampai detik ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga padahal suami seorang yang memiliki latar belakang pekerjaan yang tinggi pendidikanya. Sungguh ironis, saat itu saya termasuk pendatang baru dalam suatu acara sosialitas. Ketika datang saya dapat menyaksikan fenomena seperti yang saya duga sebelumnya, acara silahturahmi yang seharusnya dapat menjembatani kelas atas dan bawah tidak berjalan sesuai dengan fungsinya. Para atasan memang menyambut para tamu dengan ramah tetapi hanya sebatas formalitas semata. Selanjutnya, para elite yang merasa kaya, pintar, memiliki jabatan bergabung menjadi satu, terutama para wanita atau isteri juga sama hanya sebatas menyapa dan selanjutnya terserah mereka. Apa yang saya alami? Saya cukup pede. Saya duduk mendatangani seseorang yang kurang lebih seumuran saya. Saya mulai dengan sapaan, obrolan. Saya juga mulai disapa dengan beberapa guru saya, saya bersyukur masih dianggap didalam komunitas tersebut. Namun lama-lama kembali kesifat asal manusia yang ingin berteman dengan sederajatnya karena lebih nyambung dan nyaman? Saya memang saat itu diajak ngobrol tetapi lama-lama? Saya ditinggalkan seorang diri tanpa diajak ikut berbaur walaupun hanya sekedar basa basi. Karena saya cukup sadar diri siapa saya wahai 'mereka'. Dengan hati berusaha tetap tabah dan pede, saya mengikuti acara formalitas silaturahmi tersebut dan mengucapkan syukur karena saya dapat melewati awal babak kehidupan yang baru dimulai. Tetapi tidak mengapa, saya ambil hikmahnya yaitu saya cukup mengetahui sekilas karakter diri mereka terhadap orang lain sehingga menjadi pegangan bagi saya pribadi siapa tahu suatu hari nanti saya dapat melebihi mereka dalam harta/jabatan/ilmu? Smoga saya bisa dapat tetap merakyat jangan sampai seperti kacang lupa pada kulitnya. :) amin. Pengalaman ini saya alami tidak hanya dilingkungan akademisi yang kata orang adalah lingkungan orang yang berilmu tinggi namun juga acara arisan tingkat RT pada umumnya seperti itu. Lagi-lagi didunia ini, orang berharta dan berpangkat yang lebih dihormati didekati dicari tidak jarang banyak orang yang rela berupaya dengan berbagai cara agar dekat dengan para hartawan dan berpangkat atau kata populernya 'cari muka'. Tetapi cari muka ada juga lho sisi positifnya agar kita dapat menunjukkan kepada orang lain yang kita tuju bahwa kita berpotensi sehingga layak untuk diakui. Namun, terkadang cari muka kebanyakan dilakukan dengan 'lebay'. Sehingga banyak yang tidak menyukai hal tersebut.

No comments:

Post a Comment